MINAT BACA PUSTAKAWAN ????

Peran pustakawan sangat efektif sebagai media pemasyarakatan minat baca, karena pustakawan punya kewenangan untuk menggelorakan masalah minat baca. Solusi untuk memasyarakatkan program minat baca, harus di bangun terlebih dahulu sikap gemar membaca pada diri sendiri. Dimana saja pustakawan harus mampu memberi tauladan. Aktifitas yang dilakukan ketika tidak disibukkan dengan pekerjaan, pustakawan selalu ditemani dengan bahan bacaan seperti buku, koran, majalah, lap top, ataupun lainnya. Tidak mungkin mampu menjalankan misinya sebagai pustakawan yang dianggap sebagai ilmuan, tetapi tidak mencerminkan keilmuwan sama sekali. Paling tidak pustakawan tidak mempunyai rasa malas membaca, itu sudah lebih dari cukup.

Rendahnya minat baca pustakawan, akan berdampak pada pengembangan karier diri sendiri dan menurunnya minat baca masyarakat. Sudahkah anda gemar membaca?????...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

PERLUNYA MEMBERIKAN IMAGE POSITIF PERPUSTAKAAN DI MATA SISWA, GURU DAN KARYAWAN

Memberikan pelayanan dengan baik adalah kata kunci untuk memberi image positif, utamanya memberikan rasa nyaman, memberikan kemudahan, keramah tamahan yang tetap berpegang pada kedisiplinan sehingga tetap di segani bukan di takuti yang akhirnya memberikan kepuasan kepada semua pengunjung perpustakaan, dengan rincian diantaranya:

1. Memberikan rasa nyaman

Kenyamanan tidak mungkin lepas dari fasilitas yang tersedia yaitu ruangan yang sebanding dengan dengan pemustaka atau pengunjung, buku – buku yang selalu up to date, fasilitas computer/ internet dan ruang AC.

2. Memberikan kemudahan

Administrasi yang tertib, persyaratan peminjaman yang tidak terlalu ribet tapi cukup memberikan efek jera pada pemustaka yang kurang disiplin.

3. Keramah tamahan yang tetap berpegang pada kedisiplinan sebagai pustakawan didalam memberikan pelayanan dengan penuh keramahan menjadi salah satu hal yang di perlukan untuk membuat pemustaka tidak segan bahkan menambah semangat untuk berkunjung, tetapi ramah di sini bukan berarti harus lemah karena murah senyum, halus tutur kata, selalu siap memberikan informasi, dan membantu penelusuran informasi tetapi tetap memberlakukan dengan patuh peraturan – peraturan yang ada di perpustakaan masing – masing.

Demikianlah bila ketiga prasyarat untuk mendapatkan image positif dari pemustaka, memang sebaiknya harus berkaitan satu dengan lainnya dengan baik serta berkesinambungan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

DANA Sebagai Pendukung Majunya Perpustakaan Sekolah

Banyak faktor pendukung untuk berlangsungnya Perpustakaan Sekolah dengan banyaknya pemustaka berkunjung, yang tentunya di ikuti dengan meningkatnya minat baca, sehingga akan meningkat pula mutu pemustaka.

Salah satu faktor penting untuk hal tersebut adalah tersedianya buku – buku yang terus mengikuti perkembangan dan kebutuhan pemustaka. Selain buku – buku seiring perkembangan jaman dan teknologi, untuk mendapatkan informasi dengan cepet dan berwawasan luas tentu tidak terlepas akan kebutuhan komputer – komputer dan sarana prasarana pendukungnya.

Untuk semua itu tercapai tentu terkait dengan dukungan dana dari sekolah. Hal tersebut dapat di peroleh karena kerja sama antara pustakawan yang mengetahui benar kebutuhan pemustaka dengan mendata kebutuhan kemudian diwujudkan dalam bentuk proposal dimana setiap tahun anggaran pasti diajukan ke sekolah. Namun tidak semua sekolah lancar bila memberikan dana yang sifatnya untuk perpustakaan...jangan begitu saja menunggu dan menunggu...datangnya dana...

Sebagai pustakawan....mendapatkan dana untuk pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan tidak harus menunggu dari sekolahan, bisa di alihkan dengan pembuatan proposal ke perusahaan – perusahaan swasta yang besar...di mana perusahan – perusahaan tersebut ada dana khusus untuk kemasyarakatan. Dengan cara kita datang ke perusahaan tersebut dan mempresentasikan proposal kita dan keadaan perpustakaannya. Meminta sumbangan namun dengan cara elegan heheee....

Maka dari itu....tidak hanya dari sekolah kita bisa mendapat dana pengembangan untuk perpustakaan...namun juga bisa diluar sekolah dengan modal proposal yang tentunya bisa meyakinkan pihak luar yang akan memberikan bantuan dana. ^_^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bila Perpustakaan Menunggu Buku Datang

Idealnya, suatu perpustakaan memiliki koleksi buku yang cukup untuk Pemustakanya. Perpustakaan sekolah sangat bergantung pada anggaran belanja sekolah masing - masing. Banyak sekolah yang menempetkan anggaran perpustakaan di urutan paling bawah. Jika demikian halnya, tak heran jika banyak perpustakaan sekolah hanya menunggu datangnya kiriman buku. Begitukah dengan perpustakaan anda?????........

Untuk memenuhi Koleksi buku, perpustakaan menghadapi kendala yang cukup besar. Tak pelak, yang utama biasanya masalah dana. Bagi perpustakaan sekolah, umumnya kenla utamanya adalah terbatasnya anggaran belanja sekolah. Setiap sekolah umumnya menempatkan anggaran untuk perpustakaan pada urutan paling belakang dari prioritas lainnya dengan dana paling sedikit. Siswa sangat membutuhkan perpustakaan untuk menunjang kegiatan belajar. Nah, begitu lulus selamat tinggal perpustakaan.......selamat tinggal petugas perpustakaan yang dengan setia melayaninya selama sekolah......selamat tinggal buku – buku yang biasanya untuk menunjang belajar atau untuk refrensi membantu mengerjakan tugas – tugas sekolah.

Banyak perpustakan kecil yang susah memenuhi kebutuhan pemustakanya. Umumnya, perpustakaan seperti itu adalah perpustakan sekolah. Sekolah yang tidak perduli akan pentingnya perpustakaan sebagai penunjang proses belajar-mengajar pastilah perpustakaannya sepi dengan koleksi pustaka, akan sepi pula pemustakanya. Sepi akan pemustaka, berarti perpustakaan tersebut tidak dapat menunjang pembelajaran di sekolah.Dan yang lebih menyedihkan adalah bila peminatnya banyak, tetapi perpustakaannya kosong hanya rak – rak buku saja yang mengisi ruangan. Kondisi seperti ini sangat mengecewakan pemustaka dan juga pengelolanya.

Bagi pustakawan, jenis perpustakaan akan berpengaruh terhadap pemustaka. Perpustakaan sekolah jelas – jelas berperan penting dalam mendukung pembelajaran. Perpustakaan sekolah yang tidak dapat memainkan peranannya dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain :

1. Kurangnya dana

2. Kurangnya dukungan dari segala pihak terkait

3. Faktor dari pengelolanya yang kurang pengalaman dalam mengelola perpustakaan, karena bukan pustakawan.

Tiga faktor penyebab tersebut berkaitan satu sama lainnya, saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Kendala – kendala seperti di atas itulah yang kadang – kadang menyebabkan perpustakaan sekolah kosong dari koleksi buku. Nah, kalu sudah demikian siapa yang bertanggung jawab???.......Pengelola, Kepala Sekolah, Dinas Diknas, atau mentri pendidikan????...Kita semua bertanggung jawab untuk menemukan jalan keluarnya agar setiap perpustakaan tidak selalu dalam keadaan menunggu buku yang datang. Perpustakaan sekolah merupakan jantungnya pendidikan di sekolah. Tanpa di bantu perpustakaan, sekolah akan timpang, tidak stabil.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

MINAT BACA PUSTAKAWAN ????

Peran pustakawan sangat efektif sebagai media pemasyarakatan minat baca, karena pustakawan punya kewenangan untuk menggelorakan masalah minat baca. Solusi untuk memasyarakatkan program minat baca, harus di bangun terlebih dahulu sikap gemar membaca pada diri sendiri. Dimana saja pustakawan harus mampu memberi tauladan. Aktifitas yang dilakukan ketika tidak disibukkan dengan pekerjaan, pustakawan selalu ditemani dengan bahan bacaan seperti buku, koran, majalah, lap top, ataupun lainnya. Tidak mungkin mampu menjalankan misinya sebagai pustakawan yang dianggap sebagai ilmuan, tetapi tidak mencerminkan keilmuwan sama sekali. Paling tidak pustakawan tidak mempunyai rasa malas membaca, itu sudah lebih dari cukup.

Rendahnya minat baca pustakawan, akan berdampak pada pengembangan karier diri sendiri dan menurunnya minat baca masyarakat. Sudahkah anda gemar membaca?????...

PERLUNYA MEMBERIKAN IMAGE POSITIF PERPUSTAKAAN DI MATA SISWA, GURU DAN KARYAWAN

Memberikan pelayanan dengan baik adalah kata kunci untuk memberi image positif, utamanya memberikan rasa nyaman, memberikan kemudahan, keramah tamahan yang tetap berpegang pada kedisiplinan sehingga tetap di segani bukan di takuti yang akhirnya memberikan kepuasan kepada semua pengunjung perpustakaan, dengan rincian diantaranya:

1. Memberikan rasa nyaman

Kenyamanan tidak mungkin lepas dari fasilitas yang tersedia yaitu ruangan yang sebanding dengan dengan pemustaka atau pengunjung, buku – buku yang selalu up to date, fasilitas computer/ internet dan ruang AC.

2. Memberikan kemudahan

Administrasi yang tertib, persyaratan peminjaman yang tidak terlalu ribet tapi cukup memberikan efek jera pada pemustaka yang kurang disiplin.

3. Keramah tamahan yang tetap berpegang pada kedisiplinan sebagai pustakawan didalam memberikan pelayanan dengan penuh keramahan menjadi salah satu hal yang di perlukan untuk membuat pemustaka tidak segan bahkan menambah semangat untuk berkunjung, tetapi ramah di sini bukan berarti harus lemah karena murah senyum, halus tutur kata, selalu siap memberikan informasi, dan membantu penelusuran informasi tetapi tetap memberlakukan dengan patuh peraturan – peraturan yang ada di perpustakaan masing – masing.

Demikianlah bila ketiga prasyarat untuk mendapatkan image positif dari pemustaka, memang sebaiknya harus berkaitan satu dengan lainnya dengan baik serta berkesinambungan.

DANA Sebagai Pendukung Majunya Perpustakaan Sekolah

Banyak faktor pendukung untuk berlangsungnya Perpustakaan Sekolah dengan banyaknya pemustaka berkunjung, yang tentunya di ikuti dengan meningkatnya minat baca, sehingga akan meningkat pula mutu pemustaka.

Salah satu faktor penting untuk hal tersebut adalah tersedianya buku – buku yang terus mengikuti perkembangan dan kebutuhan pemustaka. Selain buku – buku seiring perkembangan jaman dan teknologi, untuk mendapatkan informasi dengan cepet dan berwawasan luas tentu tidak terlepas akan kebutuhan komputer – komputer dan sarana prasarana pendukungnya.

Untuk semua itu tercapai tentu terkait dengan dukungan dana dari sekolah. Hal tersebut dapat di peroleh karena kerja sama antara pustakawan yang mengetahui benar kebutuhan pemustaka dengan mendata kebutuhan kemudian diwujudkan dalam bentuk proposal dimana setiap tahun anggaran pasti diajukan ke sekolah. Namun tidak semua sekolah lancar bila memberikan dana yang sifatnya untuk perpustakaan...jangan begitu saja menunggu dan menunggu...datangnya dana...

Sebagai pustakawan....mendapatkan dana untuk pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan tidak harus menunggu dari sekolahan, bisa di alihkan dengan pembuatan proposal ke perusahaan – perusahaan swasta yang besar...di mana perusahan – perusahaan tersebut ada dana khusus untuk kemasyarakatan. Dengan cara kita datang ke perusahaan tersebut dan mempresentasikan proposal kita dan keadaan perpustakaannya. Meminta sumbangan namun dengan cara elegan heheee....

Maka dari itu....tidak hanya dari sekolah kita bisa mendapat dana pengembangan untuk perpustakaan...namun juga bisa diluar sekolah dengan modal proposal yang tentunya bisa meyakinkan pihak luar yang akan memberikan bantuan dana. ^_^

Bila Perpustakaan Menunggu Buku Datang

Idealnya, suatu perpustakaan memiliki koleksi buku yang cukup untuk Pemustakanya. Perpustakaan sekolah sangat bergantung pada anggaran belanja sekolah masing - masing. Banyak sekolah yang menempetkan anggaran perpustakaan di urutan paling bawah. Jika demikian halnya, tak heran jika banyak perpustakaan sekolah hanya menunggu datangnya kiriman buku. Begitukah dengan perpustakaan anda?????........

Untuk memenuhi Koleksi buku, perpustakaan menghadapi kendala yang cukup besar. Tak pelak, yang utama biasanya masalah dana. Bagi perpustakaan sekolah, umumnya kenla utamanya adalah terbatasnya anggaran belanja sekolah. Setiap sekolah umumnya menempatkan anggaran untuk perpustakaan pada urutan paling belakang dari prioritas lainnya dengan dana paling sedikit. Siswa sangat membutuhkan perpustakaan untuk menunjang kegiatan belajar. Nah, begitu lulus selamat tinggal perpustakaan.......selamat tinggal petugas perpustakaan yang dengan setia melayaninya selama sekolah......selamat tinggal buku – buku yang biasanya untuk menunjang belajar atau untuk refrensi membantu mengerjakan tugas – tugas sekolah.

Banyak perpustakan kecil yang susah memenuhi kebutuhan pemustakanya. Umumnya, perpustakaan seperti itu adalah perpustakan sekolah. Sekolah yang tidak perduli akan pentingnya perpustakaan sebagai penunjang proses belajar-mengajar pastilah perpustakaannya sepi dengan koleksi pustaka, akan sepi pula pemustakanya. Sepi akan pemustaka, berarti perpustakaan tersebut tidak dapat menunjang pembelajaran di sekolah.Dan yang lebih menyedihkan adalah bila peminatnya banyak, tetapi perpustakaannya kosong hanya rak – rak buku saja yang mengisi ruangan. Kondisi seperti ini sangat mengecewakan pemustaka dan juga pengelolanya.

Bagi pustakawan, jenis perpustakaan akan berpengaruh terhadap pemustaka. Perpustakaan sekolah jelas – jelas berperan penting dalam mendukung pembelajaran. Perpustakaan sekolah yang tidak dapat memainkan peranannya dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain :

1. Kurangnya dana

2. Kurangnya dukungan dari segala pihak terkait

3. Faktor dari pengelolanya yang kurang pengalaman dalam mengelola perpustakaan, karena bukan pustakawan.

Tiga faktor penyebab tersebut berkaitan satu sama lainnya, saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Kendala – kendala seperti di atas itulah yang kadang – kadang menyebabkan perpustakaan sekolah kosong dari koleksi buku. Nah, kalu sudah demikian siapa yang bertanggung jawab???.......Pengelola, Kepala Sekolah, Dinas Diknas, atau mentri pendidikan????...Kita semua bertanggung jawab untuk menemukan jalan keluarnya agar setiap perpustakaan tidak selalu dalam keadaan menunggu buku yang datang. Perpustakaan sekolah merupakan jantungnya pendidikan di sekolah. Tanpa di bantu perpustakaan, sekolah akan timpang, tidak stabil.