Bila Perpustakaan Menunggu Buku Datang

Idealnya, suatu perpustakaan memiliki koleksi buku yang cukup untuk Pemustakanya. Perpustakaan sekolah sangat bergantung pada anggaran belanja sekolah masing - masing. Banyak sekolah yang menempetkan anggaran perpustakaan di urutan paling bawah. Jika demikian halnya, tak heran jika banyak perpustakaan sekolah hanya menunggu datangnya kiriman buku. Begitukah dengan perpustakaan anda?????........

Untuk memenuhi Koleksi buku, perpustakaan menghadapi kendala yang cukup besar. Tak pelak, yang utama biasanya masalah dana. Bagi perpustakaan sekolah, umumnya kenla utamanya adalah terbatasnya anggaran belanja sekolah. Setiap sekolah umumnya menempatkan anggaran untuk perpustakaan pada urutan paling belakang dari prioritas lainnya dengan dana paling sedikit. Siswa sangat membutuhkan perpustakaan untuk menunjang kegiatan belajar. Nah, begitu lulus selamat tinggal perpustakaan.......selamat tinggal petugas perpustakaan yang dengan setia melayaninya selama sekolah......selamat tinggal buku – buku yang biasanya untuk menunjang belajar atau untuk refrensi membantu mengerjakan tugas – tugas sekolah.

Banyak perpustakan kecil yang susah memenuhi kebutuhan pemustakanya. Umumnya, perpustakaan seperti itu adalah perpustakan sekolah. Sekolah yang tidak perduli akan pentingnya perpustakaan sebagai penunjang proses belajar-mengajar pastilah perpustakaannya sepi dengan koleksi pustaka, akan sepi pula pemustakanya. Sepi akan pemustaka, berarti perpustakaan tersebut tidak dapat menunjang pembelajaran di sekolah.Dan yang lebih menyedihkan adalah bila peminatnya banyak, tetapi perpustakaannya kosong hanya rak – rak buku saja yang mengisi ruangan. Kondisi seperti ini sangat mengecewakan pemustaka dan juga pengelolanya.

Bagi pustakawan, jenis perpustakaan akan berpengaruh terhadap pemustaka. Perpustakaan sekolah jelas – jelas berperan penting dalam mendukung pembelajaran. Perpustakaan sekolah yang tidak dapat memainkan peranannya dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain :

1. Kurangnya dana

2. Kurangnya dukungan dari segala pihak terkait

3. Faktor dari pengelolanya yang kurang pengalaman dalam mengelola perpustakaan, karena bukan pustakawan.

Tiga faktor penyebab tersebut berkaitan satu sama lainnya, saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Kendala – kendala seperti di atas itulah yang kadang – kadang menyebabkan perpustakaan sekolah kosong dari koleksi buku. Nah, kalu sudah demikian siapa yang bertanggung jawab???.......Pengelola, Kepala Sekolah, Dinas Diknas, atau mentri pendidikan????...Kita semua bertanggung jawab untuk menemukan jalan keluarnya agar setiap perpustakaan tidak selalu dalam keadaan menunggu buku yang datang. Perpustakaan sekolah merupakan jantungnya pendidikan di sekolah. Tanpa di bantu perpustakaan, sekolah akan timpang, tidak stabil.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

MENUMBUHKAN KEBIASAAN MEMBACA

Awal penciptaan budaya baca adalah sejak usia dini. Masa kanak – kanak merupakan masa pertumbuhan. Pertumbuhan fisik (:menjadi semakin tinggi, berat dan besar) perlu diikuti dengan pertumbuhan otak sehingga semakin besar anak akan semakin cerdas, semakin banyak berilmu pengetahuan. Pustakawan memilih bacaan yang paling cocok menurut tingkat usia. Mulai dari pengenalan huruf, belajar membaca, membaca bacaan ringan sampai yang berisi ilmu pengetahuan yang kompleks. Layanan bercerita yang baik serta layanan khusus anak yang lain seperti permainan, pemutaran film di perpustakaan dapat memotivasi semangat membaca anak.

Perpustakaan dapat menyelenggarakan lomba yang berkaitan dengan pengembangan minat baca misalnya lomba bercerita, lomba penulisan karangan dan kegiatan lain dengan menyediakan penghargaan berupa trophy atau piala serta hadiah buku dan sejumlah uang.

Motivasi yang terpelihara secara berkesinambungan dapat membuat anak semakin gemar membaca yang kelak akan tercipta budaya membaca, masyarakat barulah dapat memaksimalkan kesempatan setiap buku menemukan pembacanya.

Peran orang tua sangat penting, namun kenyataannya orang tua sering acuh terhadap menerapkan kebiasan membaca kepada anak. Apa solusi yang baik untuk menumbuhkan kebiasaan membaca dengan melibatkan orang tuakah????...

Daftar Pustaka :

Putra, R. Masri Sareb. Menumbukan minat baca sejak dini --- Jakarta: Indeks, 2008.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bila Perpustakaan Menunggu Buku Datang

Idealnya, suatu perpustakaan memiliki koleksi buku yang cukup untuk Pemustakanya. Perpustakaan sekolah sangat bergantung pada anggaran belanja sekolah masing - masing. Banyak sekolah yang menempetkan anggaran perpustakaan di urutan paling bawah. Jika demikian halnya, tak heran jika banyak perpustakaan sekolah hanya menunggu datangnya kiriman buku. Begitukah dengan perpustakaan anda?????........

Untuk memenuhi Koleksi buku, perpustakaan menghadapi kendala yang cukup besar. Tak pelak, yang utama biasanya masalah dana. Bagi perpustakaan sekolah, umumnya kenla utamanya adalah terbatasnya anggaran belanja sekolah. Setiap sekolah umumnya menempatkan anggaran untuk perpustakaan pada urutan paling belakang dari prioritas lainnya dengan dana paling sedikit. Siswa sangat membutuhkan perpustakaan untuk menunjang kegiatan belajar. Nah, begitu lulus selamat tinggal perpustakaan.......selamat tinggal petugas perpustakaan yang dengan setia melayaninya selama sekolah......selamat tinggal buku – buku yang biasanya untuk menunjang belajar atau untuk refrensi membantu mengerjakan tugas – tugas sekolah.

Banyak perpustakan kecil yang susah memenuhi kebutuhan pemustakanya. Umumnya, perpustakaan seperti itu adalah perpustakan sekolah. Sekolah yang tidak perduli akan pentingnya perpustakaan sebagai penunjang proses belajar-mengajar pastilah perpustakaannya sepi dengan koleksi pustaka, akan sepi pula pemustakanya. Sepi akan pemustaka, berarti perpustakaan tersebut tidak dapat menunjang pembelajaran di sekolah.Dan yang lebih menyedihkan adalah bila peminatnya banyak, tetapi perpustakaannya kosong hanya rak – rak buku saja yang mengisi ruangan. Kondisi seperti ini sangat mengecewakan pemustaka dan juga pengelolanya.

Bagi pustakawan, jenis perpustakaan akan berpengaruh terhadap pemustaka. Perpustakaan sekolah jelas – jelas berperan penting dalam mendukung pembelajaran. Perpustakaan sekolah yang tidak dapat memainkan peranannya dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain :

1. Kurangnya dana

2. Kurangnya dukungan dari segala pihak terkait

3. Faktor dari pengelolanya yang kurang pengalaman dalam mengelola perpustakaan, karena bukan pustakawan.

Tiga faktor penyebab tersebut berkaitan satu sama lainnya, saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Kendala – kendala seperti di atas itulah yang kadang – kadang menyebabkan perpustakaan sekolah kosong dari koleksi buku. Nah, kalu sudah demikian siapa yang bertanggung jawab???.......Pengelola, Kepala Sekolah, Dinas Diknas, atau mentri pendidikan????...Kita semua bertanggung jawab untuk menemukan jalan keluarnya agar setiap perpustakaan tidak selalu dalam keadaan menunggu buku yang datang. Perpustakaan sekolah merupakan jantungnya pendidikan di sekolah. Tanpa di bantu perpustakaan, sekolah akan timpang, tidak stabil.

MENUMBUHKAN KEBIASAAN MEMBACA

Awal penciptaan budaya baca adalah sejak usia dini. Masa kanak – kanak merupakan masa pertumbuhan. Pertumbuhan fisik (:menjadi semakin tinggi, berat dan besar) perlu diikuti dengan pertumbuhan otak sehingga semakin besar anak akan semakin cerdas, semakin banyak berilmu pengetahuan. Pustakawan memilih bacaan yang paling cocok menurut tingkat usia. Mulai dari pengenalan huruf, belajar membaca, membaca bacaan ringan sampai yang berisi ilmu pengetahuan yang kompleks. Layanan bercerita yang baik serta layanan khusus anak yang lain seperti permainan, pemutaran film di perpustakaan dapat memotivasi semangat membaca anak.

Perpustakaan dapat menyelenggarakan lomba yang berkaitan dengan pengembangan minat baca misalnya lomba bercerita, lomba penulisan karangan dan kegiatan lain dengan menyediakan penghargaan berupa trophy atau piala serta hadiah buku dan sejumlah uang.

Motivasi yang terpelihara secara berkesinambungan dapat membuat anak semakin gemar membaca yang kelak akan tercipta budaya membaca, masyarakat barulah dapat memaksimalkan kesempatan setiap buku menemukan pembacanya.

Peran orang tua sangat penting, namun kenyataannya orang tua sering acuh terhadap menerapkan kebiasan membaca kepada anak. Apa solusi yang baik untuk menumbuhkan kebiasaan membaca dengan melibatkan orang tuakah????...

Daftar Pustaka :

Putra, R. Masri Sareb. Menumbukan minat baca sejak dini --- Jakarta: Indeks, 2008.